Profesi Instrument Technician

Tulisan ini ditujukan kepada adik-adik yang mengambil sekolah menengah kejuruan bidang teknik dan hendak mencari informasi tentang tipe pekerjaan yang ada di dunia kerja. Istilah teknisi listrik, teknisi elektronik, teknisi mesin atau mekanik, teknisi AC, teknisi komputer saya yakin lebih familiar ditelinga adik-adik usia sekolah dibandingkan dengan istilah teknisi instrument. Istilah teknisi instrument sebenarnya bukan hal baru karena instrumentasi sebagai bidang disiplin teknik tersendiri sudah berkembang sejak lama. Mungkin karena tidak mudah dijumpai dalam kehidupan normal rumah tangga sehari-hari maka istilah teknisi instrument masih terasa asing di telinga. Teknisi elektronik akan terbayang TV, Radio, Hanphone. Teknisi AC akan terbayang AC di rumah, Teknisi Listrik akan terbayang instalasi listrik di rumah, Teknisi Mesin akan terbayang motor dan mobil di bengkel. Teknisi instrument… apa yang dibayangkan?

Teknisi Instrument adalah ahli keterampilan teknis pada peralatan-peralatan yang digunakan untuk memonitor dan mengontrol proses pada fasilitas produksi, manufaktur, atau bangunan. Anda bayangkan tangki-tangki besar di kilang minyak untuk menimbun solar atau bensin. Bagaimana agar tau masih berapa meter ketinggian solar atau bensin di dalam tangki? Perlu dipasang alat untuk memonitor ketinggian solar di dalam tangki. Alat itu disebut instrument. Teknisi Instrument harus menguasai alat-alat seperti itu. Dalam satu pabrik / kilang ada ribuan alat instrument dipasang untuk mengendalikan proses produksi. Alat-alat untuk memonitor proses itu tidak bisa disebut alat listrik, tidak bisa disebut mesin, maka alat-alat itu disebut instrument.

Dasar keilmuan yang diperlukan untuk menjadi teknisi instrument adalah dasar-dasar ilmu elektronik kemudian sedikit ilmu-ilmu pengetahuan alam (fisika) dan matematika. Selebihnya yang lebih penting adalah training-training atau magang on the job training.

Pada fase perancangan atau desain yang merupakan pekerjaan engineering tidak ada peran teknisi. Kalau alumni SMK ingin berperan dalam tahap perancangan karir yang dipilih bukan sebagai teknisi tetapi sebagai Drafter Instrument atau Designer Instrument. Pengetahuan dasar yang diperlukan adalah matematika, ilmu alam, gambar teknik, dan software gambar seperti AutoCad atau software 3D seperti PDMS. Tugas drafter instrument adalah menghasilkan gambar teknis sesuai dengan konsep yang dibuat oleh insinyur instrument. Drafter yang sudah senior akan menjadi Designer yang tugasnya sudah semi-engineer ketika merancang desain instrument dan menghasilkan  rancangan gambar perancangan instrument.

Ketika sistem instrumentasi sudah selesai dirancang maka kebutuhan peralatan instrument dipesan ke pabrik yang memproduksi instrument. Pelaku produksinya adalah karyawan manufacturing. Menggabungkan berbagai macam komponen jadi satu sampai menjadi produk jadi instrument yang namanya bisa jadi Pressure Trasmitter, Gas Detector, Control Valve, dll. Selesai diproduksi teknisi-teknisi instrument yang bekerja untuk pabrik melakukan uji fungsi di pabrik disaksikan oleh engineer pemesan, atau diwakili oleh inspektor pemesan. Setelah selesai diuji peralatan instrument dikirimakan ke lokasi pembangunan fasilitas.

Sampai dilokasi pembangunan fasilitas peralatan instrument disimpan untuk beberapa saat di ruang ber-AC. Sebelum dipasang jika dinilai diperlukan, maka instrument bisa diuji fungsinya. Maka diperlukan teknisi instrument bagian kalibrasi yang melakukan uji fungsi. Teknisi instrumentasi harus membaca manual setiap instrument dan melihat petunjuk langkah-langkah bagaimana menguji instrument. Untuk bisa menjadi teknisi instrument kalibrasi maka bisa diambil training kompetensi instrumen kalibrasi. Di sana akan diajarkan cara mengkalibrasi instrument secara konsep umum, secara khusus tetap harus disesuaikan dari manual setiap alat.

Pada fase konstruksi diperlukan banyak sekali tenaga kerja untuk bidang instrument. Seringkali orang menyebutnya bukan teknisi tetapi toh diperlukan kemampuan teknis sehingga saya menggolongkan pekerja konstruksi instrument sebagai teknisi. Tugas-tugas teknisi instrument dalam masa konstruksi pembangunan suatu fasilitas adalah memasang peralatan instrument pada tempat sesuai dengan gambar teknik. Dimulai dengan membuat penopangnya, memasang peralatan sesuai dengan petunjuk manufakturnya dan gambar tekniknya, melengkapi dengan kebutuhan kabel dan tubing (pipa kecil) yang diperlukan, menyambung kabel ke equipmentnya dengan alat sambung kedap air dan udara namanya gland, kemudian menyambung wire isi kabel ke terminal. Training atau magang yang bisa diambil adalah training menggerinda / memotong untuk membuat penopang, training pemasangan instrument, training pemasangan cable gland, training terminasi penyambungan kabel, training memasang tubing, training uji tekanan, dan training uji kabel.

Pada fase komisioning juga sangat banyak diperlukan teknisi instrument. Tugas-tugasnya adalah melakukan uji ulang kabel sebelum menghidupkan instrument, memfungsikan instrument secara individual dengan simulasi proses, kemudian memfungsikan instrument secara online ketika proses fasilitas dihidupkan. Ketika tidak berfungsi maka tugas teknisi instrument untuk memperbaiki berdasarkan petunjuk buku manual alat. Dasar keilmuan yang diperlukan pada fase ini masih tetap dasar listrik arus lemah, elektronik, ilmu-ilmu fisika tentang tekanan, temperature, dan fluida statik ataupun dinamik. Training kompetensi yang perlu diambil adalah training instrument komisioning. Di sana akan diperkenalkan alat-alat test yang diperlukan untuk menguji instrument online diproses atau fasiltas yang sedang berjalan.

Fase trakhir adalah fase proses produksi artinya fasilitas yang dibangun atau pabrik yang dibangun atau kilang yang dibangun sedang berproduksi. Tugas teknisi instrument adalah memastikan bahwa setiap instrument bisa berfungsi, jika tidak maka bagaimana caranya untuk mengatasinya agar pabrik atau fasilitas tetap berproduksi. Juga tim perawatan akan membuat jadwal perawatan rutin yang wajib dilakukan oleh teknisi instrument kepada peralatan instrument sesuai dengan jadwal yang dibuat.

Semua fasilitas, pabrik, atau kilang yang besar-besar pasti memerlukan teknisi instrumentasi. Pendidikan kejuruan di Indonesia seharusnya dapat memenuhi kebutuhan industri ini.

Batam, 13 Jul 2020

Nova Kurniawan

 

4 thoughts on “Profesi Instrument Technician

    1. Filosofi?…. Banyak jalur pembahasannya kalau pertanyaannya ttg filosofi, karena kopi pun ada filosofinya wkwk jadi filosofi kopi. Mungkin bukan filosofi tapi yang perlu diperhatikan aja ketika bending tubing:

      Gunakan bender yang sesuai ukuran tubing sehingga radius belok-nya sesuai, tidak kelebihan. Kalau bendingnya tidak betul tubingnya akan “kemek” alias jadi oval menyamping tidak bulat lagi, juga bisa jadi tidak mulus timbul gelombang. Hal penting lainnya untuk service udara atau gas jangan terjadi “pocket” alias ngantong karena ngantong akan menjadi tempat berkumpulnya cairan dan susah dikeluarkan. Kalau ada tubing lurus mendatar sebaiknya dibuat slope alias mereng.

      Apa lagi ya?

      Kalau memotong tubing jangan kependekan, kalau kependekan begitu dipasang male connector baru nut puter satu putaran sudah gak bisa gerak. Gak bisa geraknya bukan krn Nut-nya sudah makan thread banyak tapi karena tubingnya kependekan sudah gak bisa ditarik lagi oleh nut yang sudah digigit ferrule di dalamnya.

      Like

Leave a comment